“Scripta manent, verba volant.” Kata yang tertulis akan abadi. Kata yang terucap akan lenyap. Begitulah ungkapan Will Durant dalam melukiskan keabadian suatu buku. Bagaimanapun buku tetap menjadi media utama dalam menyosialisasikan gagasan, sekaligus menjadi referensi utama bagi siapa pun yang ingin mempelajari sesuatu. Entah untuk memahami gagasan, menangkap visi, mengasah seni memimpin, maupun mempelajari sebuah kesuksesan (success story).
Pesona sebuah buku tak jarang mendapat ekspose dari sejumlah media nasional. Jawa Pos menurunkan tulisan, “Bupati Anas, Pamitan dan Luncurkan Buku.” Ya, pada hari perpisahannya itu, Abdullah Azwar Anas memperkenalkan buku-bukunya, termasuk dua buku terbarunya, Creative Collaboration, 10 Tahun Perjalanan Transformasi Banyuwangi dan Road to Prosperity, Mobilisasi dan Orkestrasi Ala Banyuwangi. Kedua buku tersebut terbit lewat sentuhan redaksi dan artistik Penerbit Exposé (Mizan Group). Creative Collaboration ditulis oleh Azwar Anas, sementara Road to Prosperity ditulis oleh Rhenald Kasali, yang dikenal luas sebagai penulis buku-buku best-seller.
Ketika sebuah buku diperbincangkan publik, kadang muncul rasa penasaran untuk mengetahui cerita menarik di balik proses kreatifnya? Setelah melewati sejumlah tahap proses penerbitan, tim redaksi Exposé dihinggapi pertanyaan besar (big question). Bagaimana bisa dengan segala keterbatasan yang dihadapi umumnya kabupaten di Indonesia, Banyuwangi dapat melakukan hal-hal luar biasa? Apa rahasia kabupaten di ujung Pulau Jawa ini? Setelah melewati berbagai brainstorming dan perenungan yang mendalam berulangkali, akhirnya ditemukan dua kata yang dapat menyimpulkan rahasia kesuksesan transformasi Banyuwangi, yakni creative collaboration.
Kosakata itulah yang tepat menggambarkan bagaimana Banyuwangi “bekerja” mengukir sejarah barunya: melepaskan diri dari stempel kabupaten tertinggal untuk melesat menjadi kabupaten yang maju dan inovatif. Bahkan kini setiap minggu, 2-3 kabupaten lain belajar banyak hal ke Banyuwangi. Alhasil, Banyuwangi pun sekarang menjadi soko guru bagi daerah-daerah lain. Selama 10 tahun, Banyuwangi telah meraih lebih 200 Penghargaan nasional dan internasional. Semua itu mustahil bisa terwujud tanpa adanya creative collaboration, baik antara pemerintah dengan masyarakat, pemerintah dengan investor dan pengusaha startup, dan kerja-kerja yang bersifat akseleratif dengan pemerintah pusat.
Cerita tentang Banyuwangi tidak berhenti di situ. Persis dalam waktu bersamaan, tim redaksi Exposé kembali dipercaya untuk memberikan sentuhan redaksi dan artistik untuk buku berikutnya tentang Banyuwangi, Road to Prosperity. Bahkan jika ditarik mundur ke belakang, buku yang terakhir ini merupakan sekuel dari buku bestseller #MO, Sebuah Dunia Baru yang Membuat Banyak Orang Gagal Paham. Itu artinya dalam bentuk yang lebih canggih, terutama dengan modal digitalisasi, pemerintah Banyuwangi telah menerapkan jurus mobilisasi dan orkestrasi dalam meningkatkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Angka kemiskinan pun turun dari dua digit menjadi 7,52%.
Anda Juga Punya Cerita
Setiap orang punya cerita, begitupun Anda. Anda pastinya punya perjalanan yang menarik, entah sebagai individu ataupun pemimpin perusahaan, organisasi, maupun pemerintahan. Pengalaman, karya, dan pemikiran Anda terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja. Anda hanya perlu media komunikasi yang tepat dan efektif, sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh audiens Anda.
Pengalaman Exposé dalam mendampingi sejumlah klien dari pelbagai latar belakang perusahaan dan pemerintahan, dapat membantu Anda untuk mengartikulasikan cerita dan karya Anda dalam sebuah buku yang menarik dan inspiratif. Sekali lagi, kata yang tertulis akan abadi, kata yang terucap akan lenyap.[]