Perseteruan di internal Partai Demokrat semakin panjang dan memanas. Setelah ribut-ribut soal upaya diam-diam mengudeta AHY, tak lama kemudian diikuti pemecatan 7 kader Demokrat. Jhoni Allen Marbun (JAM), salah satu kader yang dipecat, tampaknya tak ingin tinggal diam begitu saja, JAM pun menyerang, “Demi Tuhan, SBY Tidak Berkeringat, Apalagi Berdarah-darah.” Intinya Anggota DPR Partai Demokrat ini menganggap SBY tidak mengeluarkan keringat dalam pendirian Partai Demokrat pada 2004.
Benarkah begitu? Syarief Hasan, tokoh senior Partai Demokrat, melalui biografinya Nakhoda Menatap Laut, yang belum lama ini terbit, punya cerita eksklusif tentang proses dan siapa pendiri Partai Demokrat. Berikut cerita Syarief Hasan dalam bukunya itu.
Ada 99 orang pendiri Demokrat. Vence Rumangkang adalah penanda tangan nomor urut satu dari 99 pendiri. Maklum, ia adalah salah satu orang yang sejak awal mendorong SBY untuk tampil dalam bursa kepemimpinan nasional. Ketika itu, SBY baru saja kalah dalam pemilihan calon wakil presiden pada Sidang MPR 1999. Rupanya kekalahan itu mengundang banyak simpati dari orang, termasuk Vence Rumangkang. Tak lama setelah itu, Vence mendatangi SBY. Ia mengatakan siap mendukungnya sebagai calon pemimpin masa depan. Bukan sebagai wakil presiden, tetapi Presiden Republik Indonesia.
“Untuk mencapai tujuan itu, Pak, kita tidak punya pilihan yang lebih baik kecuali mendirikan partai politik,” ujar Vence. SBY ternyata tak menampik, saat itu pula ia memberi kesempatan kepada Vence untuk menjalankan misinya itu. Mereka langsung bekerja. Konsep dasar dan platform partai pun segera dirumuskan. Setelah lengkap dalam satu bundel, mereka kembali menemui SBY. Pertemuan dilakukan di Apartemen Hilton pada 12 Agustus 2001, pukul 05.00 sore.
Saat itu pula dibentuk Tim Pelaksana yang akan bekerja melakukan tindak lanjut dan menggelar rapat-rapat. Tim Pelaksana itu terdiri dari Vence Rumangkang, A. Yani Wahid, Achmad Kurnia, Adhyaksa Dault, Baharuddin Tonti, dan Shirato Syafei. Selain itu, Vence juga bertugas untuk mencari dan menarik orang-orang yang siap bergabung menuntaskan cikal bakal partai.
Pada 20 Agustus 2001, Vence sudah berhasil mengumpulkan nama-nama. Kali ini ia sudah dibantu oleh Sutan Bhatoegana. Dari nama-nama itu dibentuklah Tim 9 yang beranggotakan 10 orang. Yang mengisi Tim 9 ini adalah Vence Rumangkang, Ahmad Mubarok, A. Yani Wachid, Prof. Subur Budhisantoso, Irzan Tanjung, Syswanto Ns, RF. Saragih, Dardji Darmodihardjo, Rizald Max Rompas, dan T. Rusli Ramli, MS. Tim 9 ini bertugas mematangkan konsep-konsep pendirian partai.
9 September: Tanggal Lahir Demokrat dan SBY
Singkat cerita, pada pertemuan-pertemuan berikutnya, Syarief mulai berinteraksi dengan pengurus DPP yang lain. Adapun orang yang membawa Syarief masuk ke jajaran pengurus DPP adalah Vence Rumangkang. Jauh sebelum mengenal Demokrat, Syarief sudah tertarik dan mengikuti gerak-gerik SBY. Tak heran jika ia kerap memperhatikan hal-hal kecil yang tidak terindera oleh orang lain. Syarief langsung ngeh dan tahu bahwa tanggal pendirian Partai Demokrat sama dengan tanggal lahir SBY. Partai Demokrat didirikan pada 9 September 2001, sementara SBY lahir pada 9 September 1949.
Lalu, pada 22 Desember 2001 pukul 08.00 malam, bertempat di rumah dinas Menkopolkam di Widya Chandra, untuk pertama kalinya Syarief bertemu dengan SBY. Para pengurus DPP ini datang untuk melaporkan perkembangan pendirian DPD di sejumlah daerah. Yang hadir di antaranya Vence Rumangkang, Subur Budhisantoso, Bambang W. Suharto, Irzan Tandjung, Sys NS, dan Yunizwan.
“Partai Demokrat adalah rumah saya. Cepat atau lambat saya pasti kembali ke rumah saya. Silakan Saudara-saudara memakai nama saya untuk membesarkan partai ini dan mengajak teman-teman di daerah untuk bergabung. Katakan bahwa saya ada di dalam partai ini,” ujar SBY kepada mereka. SBY tahu jika saat ini banyak pengurus partai yang mengalami kebimbangan atas keputusannya yang belum menampilkan diri bersama bendera partai.
Sejak itu, Syarief merasa langkahnya untuk bergabung dengan Partai Demokrat tidak meleset. Semangatnya pun kian berkobar untuk membesarkan partai yang baru seumur jagung ini. Dari pertemuan itu dibentuklah sebuah tim akselerasi yang bertujuan untuk mempercepat proses pembentukan DPD-DPD di seluruh Indonesia.
Konsolidasi Partai Demokrat kian mantap tatkala SBY mengadakan pertemuan dengan seluruh pengurus DPP Partai Demokrat di Hotel Mirah, Bogor. Dalam pertemuan yang berlangsung 5-6 April 2003 itu, SBY secara gamblang memaparkan platform dan agenda partai. Dan, yang terpenting adalah SBY secara terang-terangan mengaku bahwa dirinya adalah penggagas pendirian Partai Demokrat. Pertemuan penting ini direkam dalam bentuk compact disc (CD). Ribuan CD ini kemudian disebarluaskan ke seluruh pengurus partai dari tingkat pusat hingga anak ranting.[]