Political Personal branding, begitulah sebutan untuk menggambarkan persepsi publik akan seorang tokoh. Branding bukan hanya milik merek komersil semata, setiap pribadi memiliki branding sendiri yang merekat dengan perilaku dan kepribadian mereka yang terlihat.
Pasti Anda punya persepsi tersendiri bila mendengar nama Prabowo, Ridwan Kamil dan Susi Pudjiastuti. Ridwan Kamil dipersepsikan sebagai pemimpin yang gaul dan modern, Prabowo sebagai sosok yang tegas dengan latar belakang militernya, dan Susi Pudjiastuti sosok Menteri yang santai dan berani. Sering kali persepsi terjadi secara tidak sengaja, atau medialah yang membuat cap tersebut. Pahatan reputasi pun tidak disiapkan oleh politikus sejak awal. Oleh karena itu, tidak jarang, persepsi publik terhadap seorang tokoh juga berubah-ubah, tergantung siapa yang memberi cap.
Dalam dunia politik penting sekali memperhatikan aspek political personal branding yang ditampilkan ke publik. Terutama jelang masa kampanye ini, akan ada ribuan calon legislatif yang berlomba untuk menjadi wakil rakyat. Sejatinya, rakyat akan memilih wakil yang cocok dengan suara hati mereka, untuk mendapatkan suara rakyat ini, calon legislatif harus bisa melihat dengan benar apa keinginan dari rakyat yang akan mereka wakili.
Untuk menjadi menonjol di antara competitor, seorang calon legislatif harus bisa menampilkan personal branding yang berbeda, memiliki strategi khusus yang berbeda. Hal tersebut diutarakan oleh Silih Agung Wasesa dalam buku terbarunya, Political Personal Branding. Strategi yang diutarakan oleh Silih mengikuti kiat yang sama dengan strategi branding komersil, bidang yang telah puluhan tahun menjadi spesialisasi Silih.
Dalam bukunya, diutarakan strategi branding bagi para politikus, teknik untuk menentukan keunggulan berbeda, bagaimana berkampanye dengan dana murah tanpa menghamburkan uang ratusan milyar, bagaimana menjadi politikus yang bisa mendengar suara rakyat dan selalu diingat oleh rakyat?
Apabila Anda seorang calon legislatif ataupun ingin membentuk personal branding Anda, maka buku Political Personal Branding adalah referensi yang tepat.