Disrupsi mempunyai ciri, yakni adanya teknologi yang memungkinkan hadirnya produk atau jasa baru yang harganya lebih murah, kualitasnya lebih baik, lebih cepat, dan lebih mudah diakses. Nah, agar bisnis kita tidak terdisrupsi, pilihannya hanya satu, yakni Anda harus berani dan segera mendisrupsi bisnis Anda sendiri.
Dalam buku terbarunya, Self Disruption, Rhenald Kasali menyajikan sejumlah contoh perusahaan yang sukses mendisrupsi dirinya. Salah satunya adalah pengalaman Grup Adaro yang telah melakukan self disruption dalam perusahannya. Anda bisa mencontoh mereka. Pada bisnis batu bara muncul sinyal disrupsi, yaitu saat ditemukannya teknologi hydraulic fracturing atau fracking. Teknologi ini memungkinkan perusahaan migas untuk mengeksplorasi cadangan minyak dan gas yang berada jauh di dalam perut Bumi. Kehadiran teknologi ini sempat mempengaruhi harga migas di pasar.
Antisipasi Sinyal Disrupsi
Mengantisipasi sinyal disrupsi, Adaro memulai dari dasar, mengubah penyebutan perusahaannya dari coal company menjadi energy company. Lalu, aktivitas awal Adaro sebagai mining company, kini berubah menjadi lebih luas: pit to port to power.
Awalnya Adaro hanya memiliki satu pilar bisnis yaitu pertambangan, kini berubah menjadi 3 pilar: tambang, logistik dan energi. Hal ini penting untuk menjamin masa depan Adaro, mereka harus punya kaki-kaki bisnis baru selain pertambangan batu bara. Vice President Adaro, Christian A. Rahmat mengungkapkan: ”Hal ini beranjak dari pemikiran jangka panjang. Kami tahu bahwa bisnis komoditas itu volatile. Harganya selalu naik-turun. Lalu suatu saat cadangan batu bara bakal habis. Kami harus siap menghadapinya.”
Perubahan yang terjadi di Adaro terjadi dari dalam, mereka sadar bahwa mereka harus berubah. Karena itu proses self disruption bisa berjalan. Mereka berhasil mentransformasi perusahaan Adaro coal company menjadi Adaro Energy.
Meski self disruption di Adaro terbilang sukses, apakah berlangsung mudah dan mulus-mulus saja? Tentu tidak, ada banyak kendala, perlu kejelian dan kesiapan mental, pun tak lepas dari trial and error. Namun mereka sepenuhnya yakin, self disruption adalah solusi terbaik untuk masa depan bisnis mereka. Lalu, bagaimana dengan contoh self disruption dari perusahaan lain, Rhenald Kasali juga menyajikannya secara apik dalam bukunya.
Menangkap sinyal disrupsi merupakan salah satu kunci penting untuk membawa masa depan ke hari ini bagi bisnis.