Rabu 3 Februari 2021, Abdullah Azwar Anas menggelar bedah buku karyanya mengenai Banyuwangi. Acara yang digelar secara virtual dari Banyuwangi dan Jakarta ini terselenggara atas kekerja sama antara Politeknik LAN Jakarta dan Pemkab Banyuwangi. Acara ini juga terselenggara dalam rangka menyambut purnatugas Abdullah Azwar Anas sebagai Bupati Banyuwangi dua periode.
Kepala LAN RI, Adi Suryanto, saat membuka acara tersebut mengatakan bahwa bedah buku ini terselengara setelah dirinya menyaksikan performa Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang mengalami begitu banyak perubahan di bawah kepemimpinan inovatif Abdullah Azwar Anas. Entah dalam hal yang sifatnya birokrasi (berkaitan dengan aparat pemerintahan, ASN, para pemimpin lembaga, dan lain-lain) maupun hal yang umum, kemajuan itu begitu terlihat. “Banyuwangi bisa disebut sebagai kabupaten sejuta inovasi dan menjadi tempat belajar bagi para ASN dan kalangan lainnya,” Ujar Adi.
Dalam acara itu, ada 3 buku yang dibahas, di antaranya: Creative Collaboration (terbitan Expose-Mizan) dan Anti-Mainstream Marketing yang keduanya merupakan karya Abdullah Azwar Anas, serta Road to Prosperity (Series on #MO)karya Rhenald Kasali yang juga diterbitkan oleh Mizan.
Selama 10 tahun kepemimpinan Abdullah Azwar Anas, Banyuwangi sudah mengalami banyak perubahan. Daerah ujung timur Pulau Jawa yang sebelumnya dikenal sebagai kota santet itu, sekarang dikenal sebagai kota internet. Selain itu, Banyuwangi juga menjadi rujukan berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan kualitas daerah mereka.
Anas mengatakan ada tiga kegiatan yang membuat dirinya mendapat banyak inspirasi dalam memimpin Banyuwangi, pertama, ketika dia sedang dalam perjalanan menggunakan pesawat dengan kondisi telepon genggam yang dimatikan, saat itu dia mampu menulis banyak ide; kedua, ketika berdiskusi dengan teman dari berbagai kalangan, saat itu dia memetik banyak insight; dan ketiga, ketika dia berbagi cerita dengan istrinya yang memang mampu mencetuskan ide-ide baru.
“Strategi marketing itu penting. Menjual pariwisata [Banyuwangi] bukan sekadar keindahan alamnya saja, tapi justru bagaimana kolaborasi kami yang mengundang orang untuk datang dan berbagi pengalamannya langsung tentang Banyuwangi [endorsement]. Karena salah satu strategi promosi hebat itu jikalau kita tidak berpromosi [tetapi pihak lain yang mempromosikan],” jelas Anas.
Mobilisasi Orkestrasi di Banyuwangi
Sebagai salah satu narasumber, Rhenald Kasali bercerita bahwa saat berkunjung ke Banyuwangi dia melihat pemerintah daerah itu mampu menerapkan pull strategy dengan memanfaatkan 6 pilar teknologi, yaitu Internet of Things, Cloud Computing, Big Data, Artificial Intelligence, Super Apss, dan Broadband Infrastructure.
Mobilisasi dilakukan untuk mengerakkan berbagai sumber yang ada di Banyuwangi, adapun orkestrasi dilakukan dengan mengoptimalkan sumber di luar Banyuwangi. Salah satu contohnya seperti yang dipaparkan dalam buku terbaru Rhenald, Road To Prosperity: program pemberantasan buta aksara di Banyuwangi yang menggerakkan bermacam unsur terkait mulai dari guru hingga camat, serta didukung oleh Dinas Perpustakaan, LSM, dan perusahaan swasta.
Hal ini Kembali diamini oleh Abdullah Azwar Anas yang menekankan pentingnya Kerjasama dengan banyak pihak dalam menjalankan pemerintahannya. Harapannya semua yang baik dari pembangunan di Banyuwangi selama 10 tahun terakhir ini bisa dijadikan pelajaran oleh berbagai kalangan yang bisa dibaca melalui buku-buku tersebut.